Mata Pelajaran : Seni Budaya
Kelas : VIII ( Delapan )
Semester : Genap
Materi : Alat Musik Tradisional
Hari / Tanggal : Kamis, 27 Februari 2020
Alat Musik Tradisional
A. Teknik dan Gaya Menyanyi Lagu Daerah.
Setiap suku di Indonesia memiliki lagu – lagu daerah.
Lagu – lagu ini menggunakan bahasa daerah setempat. Lagu – lagu daerah biasanya
diiringi dengan seperangkat alat music daerah yang sering disebut dengan
karawitan. Istilah karawitan untuk menunjuk pada seperangkat alat music
tradisional secara lengkap.
Kebanyakan karya – karya seni music (Karawitan) yang
dimainkan dengan berbagai ansambel gamelan ataupun pertunjukan lain biasanya bersifat
tradisional dan anonimus. Oleh karena itu, usia sebuah komposisi karawitan
sangat sulit untuk ditentukan. Seringkali seorang pemain / seniman ahli
karawitan menambah atau mengurangi komposisi karawitan yang dimainkan, begitu
juga beberapa gaya. Pada music karawitan Betawi Gaya dalam gambang kromong
disebut liaw sangat lazim pada periode tertentu dan wilayah yang tertentu.
Komposisi karawitan dapat mengembangkan perbedaan –
perbedaan dari sebuah wilayah dengan wilayah lainnya sepanjang waktu. Inilah
yang menyebabkan munculnya gaya yang berbeda – beda. Gaya musical adalah ciri
khas atau karakteristik musical yang dihasilkan dari beberapa kondisi.
1. Gaya Lokal.
Adalah karakteristik cara menyanyikan lagu daerah yang
berbeda dengan daerah lainnya. Pada isu globalisasi, disebut sebagai entitas
local genius.
2. Gaya Individual.
Adalah tipologi karakteristik seorang tokoh pencipta
lagu – lagu yang membedakannya dengan pencipta lagu lainnya.
3. Gaya Periodikal.
Adalah tipologi karakteristik zaman tertentu yang
menghasilkan gaya musical tertentu. Misalnya gaya dalam bentuk musical adalah
tipologi karakteristik yang dapat dibedakan dari berbagai bentuk karya musical
yang ada, misalnya pada berbagai karya music Betawi. Musik Betawi diantaranya dalam
gambang kromong lagu sayur, dengan lagu phobin atau dalam kroncong tugu antara
kroncong asli, langgam da stambul. Dalam Karawitan Betawi gaya atau Musical
style dikenal dengan istilah Liaw.
Pada pertunjukan lagu – lagu daerah sering dibawakan
oleh seorang penyanyi. Penyanyi lagu daerah yang diiringi music tradisional di
jawa disebut dengan Sinden, demikian juga di Sunda dan juga bali. Di daerah
Sumatera Utara sering disebut dengan Madihin yaitu menyanyikan pantun – pantun
dengan diiringi tabuhan gendang. Setiap daerah memiliki nama tersendiri bagi
seorang penyanyi yang diiringi dengan orkestrasi music tradisional.
B. Menyanyi Secara Unisono.
Menyanyikan lagu – lagu daerah ada yang dilakukan
secara seorang diri tetapi ada juga yang dilakukan secara berkelompok. Madihin
misalnya yang menyanyikan pantun seorang diri sekaligus sebagai pemusiknya.
Sinden dapat dilakukan secara berkelompok tetapi dapat juga dilakukan seorang
diri. Mereka menyanyi dalam satu suara atau sering disebut dengan menyanyi
secara unison. Menyanyi secara unison membutuhkan kerjasama antar anggota
kelompok karena jika berbeda sendiri suaranya akan terlihat tidak bagus.
Menyanyi pada masyarakat sering dilakukan sesuai
dengan kebuthan. Ada lagu – lagu yang dinyanyikan pada saat upacara tertentu
seperti pernikahan, kelahiran, kematian atau permainan. Ada juga lagu – lagu
yang berisi nasihat atau sanjungan terhadap makhluk sesame. Ibu – ibu di daerah
masih sering menyanyikan lagu nasihat saat menidurkan anaknya. Demikian juga
anak – anak dan remaja masih sering menyanyi sambil melakukan permainan. Hal
ini membuktikan bahwa menyanyi secara unison maupun perseorangan sering
dilakukan oleh masyarakat.
Setiap daerah tentu memiliki lagu – lagu yang
dinyanyikan pada saat tertentu degan bahasa daerah. Lagu – lagu ini merupakan
kekayaan yang dapat dijadikan sebagai salah satu sarana membentuk karakter dan
pendidikan sikap pada anak dan remaja. nasihat yang disampaikan melalui lagu
tentu lebih bermakna dan dapat diterima.
C. Berlatih Teknik dan Gaya Menyanyi Lagu daerah.
Setelah kamu mengetahui tentang teknik dan gaya
menyanyi lagu – lagu daerah. Nyanyikanlah lagu – lagu berikut ini :
1. Mak Inang.
2. Lir – ilir.
3. Jali – Jali.
4. Sinom.
Ciri-ciri Lagu Daerah
Setiap suku
bangsa yang ada di Indonesia memiliki lagu yang berbahasa ibu yaitu menggunakan
bahasa daerah. Menyanyikan lagu daerah biasanya diiringi dengan alat musik
tradisional. Indonesia memiliki lagu dan alat musik tradisional yang mendapat
pengaruh dari berbagai negara seperti India, China, Portugis, serta
negara-negara lainnya. Contoh lagu daerah Indonesia antara lain Bungong
Jeumpa dari Aceh, Tokecang dari Jawa Barat, Cing Cangkeling dari Jawa Barat,
Rambadia dari Tapanuli, Soleram dari Riau, Kaparak Tingga dari Minang,
Marencong-rencong dari Bugis, dan Apuse dari Papua.
Ciri-ciri
Lagu Daerah
Setiap
daerah memiliki lagu-lagu yang dinyanyikan pada saat tertentu dengan bahasa
daerah. Lagu-lagu ini merupakan kekayaan budaya bangsa yang dapat dijadikan
sebagai salah satu sarana membentuk karakter dan pendidikan sikap pada anak dan
remaja. Nasehat yang disampaikan melalui lagu tentu lebih bermakna dan dapat
diterima. Lagu daerah biasanya merujuk kepada sebuah lagu yang mempunyai irama
khusus bagi sebuah daerah. Beberapa ciri khas lagu daerah, antara lain sebagai
berikut:
·
Teks lagu daerah menggunakan bahasa dan
dialek setempat. Misalkan lagu daerah Jawa Timur menggunakan bahasa Jawa dengan
dialek Suroboyo-an.
·
Lagu daerah diwariskan secara
turun-temurun dengan tradisi lisan. Walaupun ada lagu daerah yang tertulis, hal
itu berfungsi hanya untuk kepentingan dokumentasi saja.
·
Lagu daerah pada umumnya tidak diketahui
penulis atau penciptanya (anonim). Karena sifat lagu daerah adalah tidak
menonjolkan ekspresi pribadi atau perorangan, tetapi pesan yang disampaikan
adalah bersifat umum.
·
Lagu daerah pada umumnya memiliki susunan
melodi dan syair yang sederhana. Beberapa lagu daerah hanya memiliki 2, 4 atau
8 bait saja. Ada juga lagu daerah yang menggunakan syair berbeda pada setiap perulangannya.
Lagu daerah yang sederhana biasanya bisa dinyanyikan dengan baik oleh
masyarakat dari etnis lagu daerah tersebut berasal.
·
Terkadang terdapat beberapa versi dari
sebuah lagu di daerah berbeda dalam suatu etnis. Hal ini terjadi karena cara
penyebaran lagu daerah dilakukan dari mulut ke mulut. Dalam membawakan lagu
daerah, masyarakat biasanya menyanyikan dengan diiringi oleh musik daerah
setempat. Misalkan lagu daerah Praon dari Jawa Tengah dinyanyikan dengan
diiringi musik gamelan.
Tujuan menyanyikan lagu daerah adalah untuk lebih mengenal lagu-lagu daerah di indonesia dan menimbulkan rasa cinta pada lagu daerah indonesia juga indonesia dapat di kenal atas budayanya termasuk seni musiknya .
Lagu-lagu daerah merupakan kekayaan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Pelestarian dan pengembangan warisan budaya ini dapat dilakukan dengan tetap menyanyikan sesuai dengan kebutuhan serta situasi dan kondisi dimana lagu tersebut harus dinyanyikan
Menyanyi pada masyarakat sering dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Ada lagu-lagu yang dinyanyikan pada saat upacara tertentu seperti pernikahan, kelahiran, kematian atau permainan. Ada juga lagu-lagu yang berisi nasehat atau sanjungan terhadap mahkluk sesama. Ibu-ibu di daerah masih sering menyanyikan lagu nasehat saat menidurkan anaknya. Beberapa contoh lagu daerah dan kegunaannya adalah sebagai berikut.
·
Gending Kebo Giro adalah gending yang
digunakan pada acara temu panggih dalam prosesi pernikahan adat Jawa.
·
Nyanyian Katoneng-Katoneng dalam Upacara
Kematian adat Karo. Nyanyian yang mengandung doa dan nasehat yang disampaikan
oleh keluarga yang ditinggalkan maupun sebuah kekerabatan.
·
Dodoy merupakan salah satu bagian dalam
pengasuhan anak pada masyarakat Melayu Siak. Dodoy termasuk jenis nyanyian
rakyat karena dilantunkan secara lisan dan penyebarannyapun diwariskan secara
lisan.
Demikian juga anak-anak dan remaja masih sering menyanyi sambil melakukan permainan. Ada juga lagu-lagu daerah yang bersifat dolanan. Lagu-lagu ini dinyanyikan oleh anak-anak dan remaja. Mereka bernyanyi sambil melakukan permainan tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar